Ads Top

Dengan Dalih Reboisasi SI dan Perhutani Mengintimidasi Petani Surokonto

Modus jahat pemerintahan anti rakyat menguasai tanah

DAULATANI - Perhutani Kabupaten Kendal telah melakukan intimidasi terhadap warga Surokonto Wetan dengan mengadakan acara penanaman pohon tapi juga mendatangkan 400 aparat Kepolisian, Brimob, dan TNI di Jawa Tengah.


400 personel Brimob itu kemudian mendirikan tenda dan berkemah sejak tanggal 28 Maret sampai tanggal 2 April 2016. Pihak aparat itu kemudian mendirikan 3 Pos keamanan didesa Surokonto Wetan yakni pos 1 di lapangan voli SDN 01 Surokonto Wetan, Pos 2 Di balai desa Surokonto Wetan serta mendirikan Pos 3 di lapangan sepak bola di samping Dukuh Sempulawang (semuanya diarea lahan sengketa dan sekaligus lokasi acara penanaman simbolik).


Bahkan di rumah Kyai Nur Aziz ditempatkan beberapa intel yang selalu mengikuti keberadaan Kiai yang mencoba menenteramkan keresahan warga Surokonto Wetan.


Hal ini dibenarkan oleh banyak warga dan sudah dapat menduga soal intimidasi yang dilakukan perhutani. Banyak petani penggarap lahan menjadi ketakutan dan khawatir tentang kejadian ini. Mereka seperti merasa diserang dan dijajah oleh tentara Belanda. Bahkan akhirnya 3 petani Desa Surokonto Wetanpun akhirnya di kriminalisasi dengan vonis 8 tahun dan denda 10 Milyar.


Pada hari ke 3 "Pendudukan" tentara Belanda itu tepatnya tanggal 30 Maret 2016, Polisi dan Tentara, PNS, Perhutani, Semen Indonesia (SI), juga PNS dari instansi lainnya mengadakan acara penanaman simbolik 20 pohon Mahoni di lapangan sepak bola Dukuh Sempulawang.


Anehnya masyarakat tidak dilibatkan bahkan untuk berbicara menyampaikan komentar. Tidak sesuai dengan janji yang disampaikan aparat "Intel" pada malam 30 sebelum paginya acara dilaksanakan. Mereka menjanjikan Pak Kyai Nur Aziz juga akan diberikan kesempatan untuk bicara pada acara itu.


Namun tidak dinyana, acara berjalan dengan sistematisnya. Dari mulai acara dibuka hingga penanaman pohon semua dilaksanakan dengan cepat. Pak Kyai Aziz yang dijanjikan oleh para intel itu dapat menyampaikan keberatan warga hanya omong kosong belaka.


Spontan tanpa dikoordinir, tanpa ada yang memimpin, para petani yang berbondong bondong ikut menyaksikan acara tersebut (walaupun tidak mendapatkan undangan) serentak membubarkan diri dengan berteriak lantang "Tolak perhutani..! Tolak perhutani..!"


Memang ada segelintir warga pro perhutani yang mendapatkan undangan, namun jelas warga yang menolak tidak mendapatkan undangan hanya pemberitahuan kepada pemerintah desa yang umumnya "Mencari Aman".


Hebatnya, tidak ada satupun media yang memberitakan penolakan warga yang dengan gigihnya menggemborkan 'tolak perhutani' Seakan akan acara berjalan dengan lancar dengan tanpa penolakan warga,


Baca  juga : Arogansi Perhut dan SI


Sepertinya media juga ikut 'Bisu", mereka lebih tunduk kepada atasan bukan pada kebenaran. Mata mereka tidak bisa memandang rakyat sengsara, mata mereka disilaukan lencana pangkat yang 'ndrendel' di pundak atasan.

DDengan Dalih Reboisasi SI dan Perhut  Mengintimidasi Petani Surokonto
Penanaman simbolik Oleh PT Semen, Foto : Mh Elbiy


Tidak hanya itu, kehadiran 400 personil aparat hingga 5 haripun tidak terendus oleh media.


Seorang warga bertanya pada aparat yang ikut berjamaah sholat maghrib di mushola, "Pak ada acara apa ya? Kok mendirikan kemah disini?


"Tidak tahu pak, kami hanya menjalankan tugas dari atasan." jawab aparat tersebut.


Aparat Pemerintah hanya menjadi 'medi sawah' yang menakuti anak kecil tanpa mengetahui duduk permasalahanya, dan tidak selayaknya seperti itu karena seharusnya melindungi dan mengayomi rakyat.

No comments: